Indonesia dinyatakan mempunyai wakil di bidang ganda putri pada cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade tahun kedepan. Tengah minggu tempo hari, pasangan ganda putri, Greysia Polii/Apriani Rahayu dengan cara matematis dinyatakan maju ke Olimpiade.
Berdasar hitungan point Race to Tokyo, Greysia/Apriani telah aman untuk masuk ke 16 pasangan yang akan tampil di Olimpiade. Aman tujuannya, walau masih ada banyak kompetisi sebagai kwalifikasi diawalnya tahun 2021 kelak, tetapi pasangan rangking 8 dunia ini tidak keluar dari 16 besar.
Buat Apriani Rahayu yang sekarang berumur 22 tahun, info ini membuat akan tampil pertama di Olimpiade. Di Olimpiade Tokyo yang diadakan Juli tahun kedepan, pebulutangkis kelahiran Lawulo, Kendari, Sulawesi Tenggara ini akan berumur 23 tahun.
Mengacu pengalaman tampil di sejumlah final kompetisi BWF, serta jadi juara, Apri semestinya sangat siap tampil di moment yang mimpi buat tiap olahragawan ini.
Sesaat buat Greysia Polii, info kelolosan ke Olimpiade 2020 (walau diadakan tahun kedepan tetapi tetap disebutkan Olimpiade Tokyo 2020) ini membuat menulis riwayat.
Greysia yang sekarang berumur 32 tahun (11 Agustus kelak genap 33 tahun) jadi olahragawan bulu tangkis putri Indonesia pertama yang maju ke tiga edisi Olimpiade dengan pasangan tidak sama.
Narasi panjang Greysia Polii di Olimpiade
Serta memang, di bidang putri, dari semua pemain putri yang masih tetap aktif bermain, tidak ada pemain Indoensia yang mempunyai narasi panjang di Olimpiade seperti Greysia. Serta, narasi panjang itu penuh dinamika.
Tahun 2016 lalu, di Olimpiade Brasil, Greysia yang berpasangan dengan Nitya Krishinda Mahweswari, diinginkan dapat pulang bawa medali. Maklum, mereka jadi favorit 3. Serta, mereka dengan status peraih medali emas Asian Games 2014 di Korea.
Tetapi, keinginan itu tidak berhasil kesampaian. Walau performa mereka di set babak group termasuk prima dengan memenangkan tiga laga berturut-turut, tapi mereka berhenti di perempat final.
Greysia serta Nitya tampil antiklimaks di perempat final. Mereka kalah dari pasangan China, Tang Yuanting/Yu Yang melalui straight game, 11-21, 14-21. Tetapi, itu jadi perolehan paling baik Greysia di Olimpiade.
Ya, walau tidak dapat bawa pulang medali, tapi hasil itu lumayan serta membesarkan hati. Betul. Membesarkan hati. Ditambah lagi jika dibanding dengan performa pertama Greysia di Olimpiade London pada empat tahun awalnya.
Memangnya ada apakah dengan performanya di Olimpiade 2020 di London?
Pada performa pertama di Olimpiade 2012, Greysia yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari, merasai pengalaman pahit. Bagaimana tidak, mereka yang sebetulnya telah berhasil lolos dari babak group ke set luruh, justru didiskualifikasi.
BWF mendiskualifikasi 8 olahragawan ganda putri dari Olimpiade London. Mereka disangka lakukan kecurangan hasil laga, supaya mendapatkan undian yang memberikan keuntungan pada set skema luruh. Momen ini berlangsung pada pertandingan Group C yang berjalan di Wembley Ajang, Selasa 31 Juli 2012.
Kecuali Greysia serta Meiliana, masalah yang baru pertama berlangsung semenjak bulu tangkis ditandingkan di Olimpiade Barcelona 1992 ini menyertakan dua pasangan Korea Selatan serta satu pasangan China.
Ceritanya, empat pasangan (8 pemain) didiskualifikasi dari sesudah didakwa "not using best efforts" alias tidak memakai usaha paling baik untuk menang.
Dua pasangan dari Korea Selatan serta semasing satu diantara China serta Indonesia didakwa ingin mengalah alias tidak ingin menang. Mereka dipandang lakukan usaha merekayasa undian untuk set skema luruh untuk hindari musuh spesifik.
Merilis dari BBC, pemirsa mencela pasangan favorit 1 asal China, Yu Yang serta Wang Xiaoli dari China serta pasangan Jung Kyung-eun serta Kim Ha-na dari Korea Selatan. Mereka ditunjuk menyengaja lakukan rangkaian kekeliruan fundamental.
Pikirkan, reli terpanjang di laga itu cuma berjalan empat shooting. Wasit laga Thorsten Berg sampai tampil di lapangan untuk mengingatkan beberapa pemain. Pasangan Korea memenangi laga yang berjalan 23 menit itu, 21-14 21-11.
Cara Melakukan Deposit Main Togel Online
Mereka malas menang, intinya pasangan China. Karena, jika menang, mereka akan hadapi ganda putri China favorit 2, Tian Quing serta Zhao Yunlei.
Bicara sebelum keputusan diskualifikasi, pelatih Korea Selatan Sung Han-kook pernah berkata, "Mereka (pemain Cina) yang mengawali ini. Mereka yang melakukan terlebih dulu," tutur Sung diambil dari BBC.
Sesaat Yu menjelaskan jika mereka ingin mengirit energi sebelum tampil di skema luruh. "Esok itu set skema luruh. Kami telah berhasil lolos serta kami ingin mempunyai semakin banyak energi untuk putaran skema luruh," tuturnya.
Kemudian, gantian Greysia serta Meiliana yang tampil hadapi ganda Korea favorit ke-3, Ha Jung-Eun serta Kim Min-Jung. Pertandingan ini berjalan dalam situasi yang sama.
Wasit Berg kembali pada pengadilan serta mengacung kartu hitam, mengisyaratkan diskualifikasi. Tetapi lalu diurungkan serta laga diteruskan saat team Indonesia protes. Pasangan Korea pada akhirnya menang.
Tetapi, tempat mereka di set delapan besar diambil oleh pasangan yang ada di posisi ke-3 serta ke-4 dalam group kwalifikasi yang berkaitan.
Move on, Berkesempatan Mendapatkan Medali di Olimpiade 2020
Tentunya, itu jadi pengalaman pahit buat Greysia. Di pengalaman pertama kalinya tampil di Olimpiade, ia justru didiskualifikasi. Toh, empat tahun selanjutnya, ia dapat move on. Ia mendapatkan hasil lebih baik di Olimpiade Rio dengan sampai di perempat final.
Kira saja, itu sisi dari dinamika perjalanan Greysia di Olimpiade. Seperti tagline produk permen yang dahulu sempat terdengar akrab "manis asam asin ramai rasa-rasanya".
Ya, profesi Greysia memang termasuk komplet. Ramai rasa-rasanya. Ia punyai narasi manis saat maju ke Olimpiade 2x. Ia alami narasi asam di London itu. Dan narasi asin di Olimpiade 2016. Asin sebab walau tidak berhasil bawa pulang medali, minimal masih ada rasa nikmat yang dirasa.
Sekarang, di Olimpiade 2020 yang memungkinkan jadi Olimpiade paling akhir untuknya, Greysia pasti ingin mendapatkan penutup narasi yang manis. Satu bahagia ending.
Seperti narasi akhir tahun kemarin, Greysia bersama-sama Apriani pada akhirnya mendapatkan medali emas SEA Games pada performa keempatnya. Awalnya, di tiga peluang di SEA Games 2005, 2007, serta 2013, Greysia tetap kalah di final serta 'hanya' dapat mendapatkan medali perak.
Nah, narasi manis di SEA Games terakhir kalinya itu pasti bisa menjadi pendorong motivasi buat Greysia untuk tampil oke di Olimpiade kelak. Mungkinkah Greysia/Apri dapat mendapatkan medali di Olimpiade?
Mengapa tidak. Semasa tampil dalam form paling baik, mereka berkesempatan capai set penting. Karena, beberapa pemain yang mereka menghadapi di Olimpiade kelak, sama yang mereka menghadapi di kompetisi BWF World Tur sejauh ini. Serta, Greysia/Apriani sempat menaklukkan mereka.
Seperti ganda putri China, Chen Qingchen/Jia Yifan yang sekarang menempati ranking 1 dunia dan pasangan Du Yue/Li Yun Hui. Lalu pasangan Korea, Lee So Hee/Shin Seung Chan.
Justru, Jepang punyai tiga pasangan, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, serta Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Tetapi, cuma dua pasangan yang akan maju ke Olimpiade.
Dengan cara kualitas, mereka sama-sama sudah tahu kelebihan serta kekurangan semasing pasangan sebab seringkali berjumpa. Nah, yang tentukan di Olimpiade kelak ialah bagaimana persiapan mental dan ketahanan fisik. Siapa yang sangat siap, ia yang berkesempatan tampil di set penting.
Masihlah ada kesempatan kira-kira satu tahun untuk menyiapkan diri. Team pelatih tetap menggenjot stamina serta tehnik pemainnya. Intinya melakukan perbaikan kekurangan yang sejauh ini masih nampak saat tampil di kompetisi BWF. Seumpama masalah endurance.
Tetapi yang pasti, untuk kepentingan semangat, Greysia kelihatannya tak perlu dorongan semangat lagi. Karena, semangatnya telah penuh. Ia ingin tutup performanya di Olimpiade dengan narasi manis. Salam.