Pahlawan itu masalah ada di lingkaran usaha keras, peruntungan, serta peristiwa yang pas. Karena itu, siapa saja pahlawannya masih wajar diperlakukan untuk pahlawan.

Sebelum saya narasi sharing Tontowi Ahmad mengenai PBSI, saya ingin menulis contoh pahlawan olahraga, yaitu sepak bola. Diego Maradona ialah pahlawan sepak bola Argentina. Karena, ia sudah bawa Argentina juara Piala Dunia 1986.

Maradona tidak cuma diingat sebab cacatnya, dan juga peristiwa melalui lima pemain sampai membobol gawang Inggris. Maradona kerja keras lewat latihan fan ia memperoleh peristiwa pas untik cemerlang yaitu Piala Dunia 1986.

Bila melihat riwayat sepak bola, tidak cuma Maradona yanh dapat cetak gol lewat solo run. George Weah sempat melakukan saat bela AC Milan menantang Verona. Lionel Messi sempat melakukan waktu bela Barcelona menantang Getafe.

Tetapi, gol solo run Messi serta Weah tidak sebernilai Maradona. Karena, Messi serta Weah melakukan di pertandingan domestik yang teratur diadakan setiap tahun. Sesaat, Maradona melakukan di Piala Dunia merasa privat sebab diadakan empat tahun sekali. Maradona di peristiwa yang semakin pas.

Sebetulnya ada pula yang membuat gol solo run saat tempat Piala Dunia. Ia ialah pemain Arab Saudi Saeed Owairan yang membobol gawang Belgia pada set group Piala Dunia 1994. Lalu apa perbedaannya dengan Maradona? Sebab Maradona akhiri kompetisi Piala Dunua dengan jadi juara, sesaat tidak demikian dengan Owairan.

Sebab peristiwa yang pas itu Maradona tetap diingat untuk pahlawan Argentina. Serta orang tidak perduli jika Maradona tidak sempat bawa Argentina juara Copa America serta tidak pernah mendapat medali emas Olimpiade. Karena, gengsi Piala Dunia semakin tinggi dari Copa America serta Olimpiade.

Cara Melakukan Deposit Main Togel Online

Nah, saya coba masuk dalam Tontowi. Buat saya, Tontowi bersama-sama Liliyana Natsir ialah pahlawan olahraga Indonesia. Mengapa? Sebab mereka dapat memperoleh medali emas Olimpiade 2016 untuk cabang badminton ganda kombinasi.

Owi memanglah bukan orang yang pertama memperoleh emas Olimpiade buat Indonesia. Tetapi, Owi serta Liliyana sudah kembalikan marwah Indonesia di tempat Olimpiade. Karena di 2012 Indonesia tidak berhasil memperoleh medali emas.

Owi bersama-sama Liliyana jadi kebanggaan sebab jadi salah satu yang memperoleh medali emas buat Indonesia di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Kemungkinan pada tahun itu, Owi serta Liliyana dapat membuat orang Brasil dengarkan lagu berkebangsaan kita.

Satu peristiwa langka lagu berkebangsaan Indonesia diperdengarkan di tempat dunia untuk pemberi tanda juara. Saya pribadi akan memandang Owi untuk pahlawan olahraga Indonesia bila memperoleh emas Olimpiade serta tidak sempat juara dunia. Karena, menurut saya untuk cabang badminton, Olimpiade ialah level berprestise paling tinggi.

Untuk seorang pahlawan, saya juga memikir jika Owi wajar diletakkan untuk pahlawan. Prestasinya tidak cuma mengharumkan PBSI, badminton Indonesia, dan juga nama bangsa Indonesia.

Karena itu, saat Owi sharing bagaimana ia distatuskan untuk olahragawan magang oleh PBSI, saya juga prihatin. Bagaimana bekas juara dunia, peraih emas Olimpiade, diposisikan untuk olahragawan magang yang semakin sama dengan olahragawan baru.

Menghormati pahlawan kelihatannya dapat dilaksanakan dengan gampang. Sebab pahlawan masih pahlawan. Guus Hiddink yang bawa Korea Selatan masui semi-final Piala Dunia saja memperoleh posisi masyarakat kehormatan di Korea Selatan, sekalinya ia masyarakat Belanda.

Saya memikirkan, apakah yang didapat Owi ialah seperti pekerja senior yang selanjutnya diminta kembali lagi magang. Walau sebenarnya, pekerja senior itu telah mengorbitkan nama perusahaan.

Sampai saya menulis, saya belum ketahui respon PBSI. Tetapi, memurut saya memosisikan Owi yang telah berjasa dengan posisi pemain magang, jelas tidak pas. (*)