Pasangan ganda kombinasi Indonesia Praven Jordan/Melati Daeva Oktavianti sukses keluar untuk juara dalam kompetisi All England 2020 sesudah bertemu dengan ganda kombinasi asal Thailand yakni Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taeratanachai dalam 3 laga dengan score 21-15. 17-21, 21-8 di partai final pada 5 Maret 2020.
Gelar All England tahun 2020 ini adalah gelar pertama buat ganda kombinasi Praveen/Melati semenjak mereka di kenakan tahun 2018 yang lalu. Disamping itu, untuk Praveen Jordan adalah gelar ke-2 sebelumnya setelah dia pernah memenangkan All England bersama-sama Debby Susanto pada tahun 2016. Praveen/Melati untuk setelah itu akan membidik Emas Olimpiade Tokyo tahun 2021 akan datang.
Semenjak dua tahun paling akhir, bagian ganda kombinasi benar-benar didominasi oleh beberapa pemain dari Tiongkok. Hal tersebut nampak dengan kokohnya dua pasangan di tangga rangking 1 serta 2 dunia, mereka ialah Zheng Siwei/Huang Yaqiong di rangking 1 dunia dan Wang Yilyu/Huang Dongping di rangking 2 dunia. Supremasi ke-2 pasangan ini dapat dibuktikan benar-benar menyusahkan buat ganda kombinasi negara lain ditambah lagi bila lihat perform Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang seringkali keluar untuk juara di tiap kompetisi BWF.
Tetapi sercercah keinginan ada dari salah satunya pasangan ganda kombinasi asal Indonesia yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang sukses mematahkan supremasi Tiongkok di bidang ganda kombinasi. Praveen/Melati mengundang perhatian beberapa penggemar bulu tangkis sebab sudah menaklukkan 2 pasangan ganda kombinasi paling baik asal Tiongkok yakni Zheng Siwei/Huang Yaqiong serta Wang Yilyu/Huang Dongping di tempat kompetisi Denmark Open tahun 2019. Serta kemenangan pada akhirnya dicapai oleh Praveen/Melati.
Cara Melakukan Deposit Main Togel Online
Tidaklah sampai disana, pada kejuaraan French Open 2019 yang digelar pada tanggal 22-27 Oktober 2019 Praveen/Melati kembali lagi mencatatkan tinta emas sebab sukses menggulingkan pasangan ganda kombinasi rangking 1 dunia yaitu Zheng Siwei/Huang Yaqiong di partai final dalam 3 laga dengan score 24-22, 21-16, 21-12. Pasti ini jadi catatan yang baik buat karier olahragawan bulu tangkis Praveen/Melati di bidang ganda kombinasi Indonesia serta berkesempatan luas untuk memenangi kompetisi BWF setelah itu.
Di lain sisi Praveen/Melati terhambat oleh sumpah Olimpiade yaitu semenjak tahun 1996 siapapun pemain di bidang ganda kombinasi yang sukses memenangkan All England, karena itu mereka tidak juara di Olimpiade. Praveen sendiri sempat juga merasakan pada tahun 2016 semenjak berpasangan dengan Debby Susanto.
Cukup banyak yang menjelaskan jika pasangan ganda kombinasi rangking 1 dunia Zheng Siwei/Huang Yaqiong di sinyalir menyengaja mengalah di kejuaraan All England untuk dapat capai mimpinya untuk mendapatkan medali emas Olimpiade. Anggapan ini makin kuat mengingat Zheng Siwei/Huang Yaqiong sukses di taklukan oleh pasangan ganda kombinasi non favorit rangking 20 dunia yaitu Robin Tabeling/Selena Piek asal Belanda.
Pada sekarang ini Olimpiade dipending sampai tahun 2021 akan datang, kesempatan Praveen/Melati untuk dapat mendapatkan medali emas Olimpiade makin terbuka lebar. PBSI serta tidak enggan memberi peringatan pada Praveen/Melati untuk dapat capai sasaran medali emas di Olimpiade.
Mudah-mudahan Praveen/Melati manfaatkan waktu libur ini untuk peluang untuk berlatih semakin keras serta mempertajam kekuatan mereka supaya bisa capai sasaran yang mereka kehendaki serta mematahkan anggapan mitos sumpah Olimpiade itu. Saat kelak saatnya datang, mudah-mudahan mereka dapat meneruskan adat Indonesia mendapatkan medali emas pada moment besar 4 tahunan itu ikuti jejak senior mereka yang terlebih dulu memenangkan Olimpiade yaitu Tontowi Ahmad serta Liliyana Natsir tahun 2016 yang lalu di Rio De Janeiro, Brazil.